Siap-Siap Gerhana Matahari Cincin Akan Terjadi di Indonesia Akhir Tahun 2019!


         

Hello everyone! Gimana kabarnya? Saya harap kalian baik-baik saja. Setelah hibernasi beberapa tahun *hibernasi ama mager anggep aje beda tipis ye* rasanya diriku rinduuu untuk nge share ilmu pengetahuan di blog. Kali ini saya akan mengulas tentang gerhana Matahari. Semoga bermanfaat yaa.

          Di penghujung tahun, ada fenomena unik sebagai penutup tahun 2019 ini. Tepatnya tanggal 26 Desember 2019, Indonesia akan mengalami gerhana Matahari cincin atau bisa disebut juga “Ring of Fire”.

          Sebelum melihat secara langsung gerhana Matahari akhir tahun nanti, apakah kalian mengetahui penyebab terjadinya gerhana Matahari itu? Gerhana Matahari terjadi karena posisi Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus dan posisi Bulan berada diantara Bumi dan Matahari sehingga menutupi sebagian atau seluruh cahaya Matahari yang menyinari Bumi. Fenomena gerhana matahari selalu di iringi dengan fenomena gerhana bulan. Kedua fenomena itu pasti selalu bersama dan tak terpisahkan. Gerhana saja ada pasangannya, kamu gimana nih hubungannya sama doi? Hehehe..


          Okay lanjuut.. Gerhana Matahari sendiri dibagi menjadi 4, yaitu:

1.Gerhana Matahari Total (Total Solar Eclipse)


Gerhana yang terjadi karena posisi Matahari, Bulan, dan Bumi berada tepat satu garis lurus sehingga cahaya Matahari tertutup semua oleh bayangan Bulan. Pada bulan Juli kemarin, gerhana Matahari total terjadi di Chili dan Argentina. Indonesia sendiri pernah menikmati fenomena unik gerhana Matahari total pada bulan Maret 2016 lalu, tepatnya di Palembang, Bangka Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, Halmahera. Saat gerhana Matahari total, ada peristiwa unik yang terjadi yaitu efek manik-manik Baily (Baily’s Beads Effect) dan efek cincin berlian (Diamond Ring Effect). Baily’s beads merupakan fenomena gumpalan cahaya yang mirip manik-manik di tepi Bulan yang dilihat oleh orang-orang yang mengamati gerhana Matahari total di Bumi. Hal ini terjadi karena permukaan Bulan yang tidak rata sehingga saat Bulan hampir penuh menutupi Matahari, menyebabkan cahaya Matahari masih dapat melewatinya. Efek Baily’s beads sendiri cukup singkat sekitar 10-15 detik sebelum dan sesudah gerhana maksimum (totalitas).  Setelah efek Baily’s beads hilang satu per satu, barulah muncul efek cincin berlian. Suasana siang hari tiba-tiba menjadi seperti malam ketika berlangsungnya gerhana Matahari total. Gerhana Matahari total terjadi sekitar 18 bulan sekali.


2.Gerhana Matahari Cincin (Annular Solar Eclipse)


Sama seperti gerhana Matahari total, gerhana Matahari cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus. Namun bedanya hanya di jarak, posisi Bulan berada di titik terjauh dari Bumi. Sehingga ada cahaya Matahari yang tidak terhalangi oleh Bulan. Cahaya itu terlihat seperti cincin sehingga dinamakan gerhana Matahari cincin. Pada saat gerhana Matahari cincin terjadi, suasana siang hari di wilayah yang dilintasi gerhana akan terlihat seperti senja karena terjadi pengurangan intensitas cahaya Matahari.




3. Gerhana Matahari Sebagian (Partial Solar Eclipse)


Gerhana yang terjadi karena Matahari, Bulan, dan Bumi tidak persis berada pada satu garis lurus, Bulan hanya menutupi sebagian cahaya Matahari yang terpancar ke Bumi.



4.Gerhana Matahari Hibrida (Hybrid Solar Eclipse)


Gerhana ini sangat jarang terjadi di Bumi, oleh karena itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Gerhana Matahari hibrida adalah gerhana Matahari cincin dan total yang terjadi pada satu waktu peristiwa gerhana secara berurutan. Pada suatu wilayah tertentu di Bumi terjadi gerhana Matahari total dan pada wilayah lainnya muncul sebagai gerhana Matahari cincin. Bagaimana ini bisa terjadi? Gerhana Matahari hibrida terjadi karena jarak antara Bulan dan Bumi yang bervariasi pada setiap titik wilayah Bumi. Faktor penting yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari hibrida adalah bentuk Bumi yang bulat serta orbit Bulan yang berbentuk elips. Pada gerhana Matahari hibrida, Bumi “melakukan perjalanan” melalui area dimana umbra Bulan bertemu dengan antumbra-nya. Sebenarnya umbra Bulan hanya mencakup jarak tertentu sebelum menjadi antumbra, kelengkungan Bumi-lah yang menghubungkan jarak antara 2 bayangan. Ketika itu terjadi, umbra Bulan mencapai daerah yang menghadap Bumi, sehingga terbentuk gerhana Matahari total disana. Bulan terlihat seakan-akan sedikit lebih besar daripada Matahari. Di wilayah lain, terbentuklah antumbra dimana jaraknya lebih besar dan berada di luar jangkauan umbra. Bulan terlihat seakan-akan sedikit lebih kecil dari Matahari yang menyebabkan gerhana Matahari cincin. Bumi kita telah mengalami gerhana Matahari hibrida pada November 2013 lalu dan akan terjadi lagi pada tanggal 20 April 2023 mendatang. Di Indonesia sendiri, diperkirakan akan dilewati gerhana Matahari hibrida pada tahun 2049. Daerah yang dilalui adalah Indonesia bagian barat dan timur. Indonesia bagian barat akan melihat gerhana Matahari total, sedangkan daerah timur seperti Sulawesi akan melihat gerhana Matahari cincin.



           Itulah sedikit ulasan tentang gerhana Matahari. Pada 26 Desember 2019 nanti, rute gerhana Matahari cincin dimulai dari Semenanjung Arab, lalu bergerak ke India melewati laut Arab, Sri Lanka, Indonesia, Malaisya, Singapura, sedikit wilayah Filipina, dan berakhir di lautan Pasifik.

           Lantas, apakah seluruh wilayah Indonesia akan dilewati oleh fenomena gerhana Matahari cincin tanggal 26 Desember 2019 nanti? Jawabannya tidak. Tidak semua wilayah Indonesia dapat melihat fenomena unik ini, hanya daerah-daerah tertentu saja di pulau Sumatera dan Kalimantan yang dapat melihat gerhana Matahari cincin seperti Sibolga, Padang Sidempuan, Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, Pulau Rangsang, Tanjung Pinang, Batam, Makulit, Tanjung Selor, Singkawang, Berau. Walau begitu, seluruh wilayah Indonesia mendapatkan kesempatan melihat gerhana Matahari sebagian.

          Puncak gerhana Matahari cincin paling lama adalah Kabupaten Siak tepatnya di sekitar Pulau Pedang yaitu 3 menit 39 detik. Fenomena gerhana Matahari cincin terjadi setelah tengah hari. Waktu gerhana Matahari tergantung dari zona waktu masing-masing wilayah.

          Sebenarnya ini bukan pertama kali Indonesia dilewati gerhana Matahari cincin. Pada tahun 1998, 2002, dan 2009 Indonesia juga mendapatkan kesempatan emas melihat gerhana Matahari cincin. Setelah tahun 2019 ini, gerhana Matahari cincin baru akan melewati Indonesia lagi pada tanggal 31 Mei 2031 mendatang, melewati wilayah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Masih lama sekali bukan? So, jangan sampai kelewatan ya momen seru dan langka ini! Jangan lupa gunakan kacamata khusus gerhana untuk melindungi mata kita dari sinar ultraviolet (UV). Bagi umat muslim, jangan lupa untuk sholat sunnah kusuf ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat 0G, 1G, 2G, 3G, 4G, dan 5G

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Bara'ah Gadis Kecil Penghafal Qur'an dan Pengidap Kanker Ganas